Hidup Mewah tanpa Menjadi Miskin

Hai teman-teman, saat ini saya mau menjabarkan pandangan saya mengenai penampilan orang-orang yang mungkin bisa dikategorikan sebagai orang kaya. Sebelum membahas orang-orang ini, mohon dipahami bahwa pembahasan ini bukan untuk mengkritisi salah satu pihak ataupun menghakimi kebiasaan-kebiasaan yang ada di masyarakat sebagai kebiasaan buruk, melainkan untuk memandangnya dari kedua sudut pandang, terlebih lagi dari sudut pandang finansial agar penilaiannya menjadi lebih fair. Untuk itu, pertama-tama, kita akan mulai dengan beberapa orang kaya yang memiliki penampilan yang konsisten merepresentasikan pandangan mereka mengenai penampilan mereka, baik selalu berpenampilan sederhana maupun selalu berpenampilan mewah.

Beberapa orang kaya yang biasa berpenampilan sederhana adalah:
  1. Lo Kheng Hong lahir di Jakarta, 20 Februari 1959, atau berumur 60 tahun pada saat tulisan ini dibuat. Om Lo ini adalah seorang "value investor" Indonesia yang sering disebut-sebut sebagai Warren Buffett-nya Indonesia. Pada tahun 2012, Om Lo memiliki aset berupa saham bernilai Rp 2,5 triliun, dan memiliki perusahaan yang terus bekerja untuk dirinya meskipun ia sedang tidur. Walaupun memiliki kekayaan hingga triliunan rupiah, gaya hidup Lo Kheng Hong tidak berubah. Ia senang hidup dalam kesederhanaan, bukan kemewahan. Misalnya urusan kendaraan, meski bisa membeli tunggangan mewah seperti Porsche atau Lamborghini, Lo Kheng Hong masih setia menaiki sebuah mobil merek Volvo. Ia memilikinya sudah lebih dari 10 tahun. Dalam pemikiran Om Lo, barang-barang mewah, apalagi mobil mewah tidak perlu terus dibeli karena harganya akan menyusut. 
  2. Alm. Bob Sadino, lahir di Tanjung Karang (sekarang Bandar Lampung), 9 Maret 1933 – meninggal di Jakarta, 19 Januari 2015 pada umur 81 tahun.Merupakan seorang pengusaha yang berbisnis di bidang pangan dan peternakan. Ia adalah pemilik dari jaringan usaha Kemfood dan Kemchick. Dalam banyak kesempatan, ia sering terlihat santai dengan mengenakan kemeja lengan pendek dan celana pendek yang menjadi ciri khasnya sehari-hari. Padahal, diperkirakan Net Worth Almarhum pada tahun 2015 mencapai 7,8 miliar dollar! Om Bob selalu berpesan, 'Bergayalah Sesuai Dompetmu'. Tak usah banyak gaya kalau memang tak punya uang, dan tak usah malu jika memang belum punya banyak uang. "Yang beneran punya (uang), enggak akan banyak bicara seperti mereka yang berlagak sok punya," kata Bob.
  3. Mark Elliot Zuckerberg (lahir 14 Mei 1984) adalah seorang pemrogram komputer dan pengusaha Internet. Ia dikenal karena menciptakan situs jejaring sosial Facebook bersama teman-temannyanya, dimana Ia hingga sekarang menjadi menjadi pejabat eksekutif dan presiden pada media sosial tersebut. dilansir dari business insider.com, Mark Zuckerberg memiliki kekayaan bersih sekitar $ 56 miliar. Angka ini sebenarnya telah menurun beberapa miliar dari sebelumnya, akibat gejolak yang terjadi beberapa tahun terakhir pada harga saham Facebook. Namun begitu, jelas ia tetap menjadi salah satu orang terkaya di dunia. Zuckerberg saat ini adalah orang terkaya kedelapan di dunia, tetapi tampaknya dia tidak memiliki niat untuk menghabiskannya dalam kemewahan, terutama seperti membeli mobil mewah, pakaian, dan liburan. Hal ini dapat dilihat  dari Mark Zuckerberg yang selalu tampak hidup sederhana bersama istrinya, Priscilla Chan dan anak perempuannya. Pendiri Facebook ini sering terlihat menggunakan T-shirt yang simpel, hoody, dan celana jeans. "Aku ingin membuat hidupku sederhana sehingga aku tidak harus mengambil banyak keputusan kecuali bagaimana cara memiliki kontribusi terhadap lingkungan sekitar," kata Zuckerberg. 
Nah, itu beberapa orang yang bisa kita kategorikan sebagai orang kaya namun berpenampilan sederhana. Bagaimana dengan orang-orang yang berpenampilan mewah? kita juga bisa menemukan orang-orang yang kaya namun berpenampilan mewah loh. Tapi jangan salah, sosok sosok mereka ini pun juga inspiratif, berikut ini contohnya:

  1. Hotman Paris Hutapea. Siapa yang tidak mengenal pengacara kondang nan kaya ini. Hotman lahir pada 20 Oktober 1959 di desa Laguboti, Sumatera Utara. Ia adalah anak keenam dari 10 anak dalam keluarga Batak Protestan. Nama depannya diambil dari kata Batak hotma, yang berarti 'mantap'. Ia dikenal sebagai pengacara ulung dengan berbagai aset yang luar biasa.  dilansir dari tribunnews, sertifikat rumah yang Ia miliki setidaknya ada 500. Selain itu, Ia juga memiliki hotel dan vila di Bali. Dengan kekayaan Beliau, Ia sering terlihat dengan mobil mewah Ferrari, cincin berlian dan pakaian mahal. Tentu tidak hanya menunjukkan kekayaan yang Ia miliki, Ia selalu menyelipkan pesan moral mengenai kerja keras dan tidak segan-segan membantu yang kesulitan masalah hukum di Kopi Joni favoritnya, tanpa melihat latar belakang ekonomi orang yang meminta bantuan tersebut.
  2. Syahrini. lahir 1 Agustus 1982, Ia dikenal secara profesional sebagai penyanyi dan aktris Indonesia. Dia menghabiskan masa kecilnya di Sukabumi, dan kemudian mendapatkan gelar sarjana hukum dari Universitas Pakuan di Bogor. Album pertamanya adalah My Lovely, dirilis pada 2008. Juga dalam diskografinya adalah lagu "Tatapan Cinta," yang muncul di kompilasi soundtrack album film Coklat Stroberi (Chocolate Strawberry). Tribunnews menyatakan Ia bisa memperoleh 1 miliar rupiah dalam sehari! Ia pernah memposting dirinya pada pesawat jet pribadi, berpakaian mewah, dan jalan-jalan ke berbagai negara. Benar-benar menikmati hidup ya?
  3. Atta Halilintar. Siapa yang tidak kenal dengan youtuber muda nan nyentrik satu ini. Ia lahir di Dumai, Riau, 20 November 1994, dan merupakan anak sulung dari kesebelasan Gen Halilintar. Saat Ia 11 tahun, Atta merintis bisnis dengan menjual nomor perdana. Bisnis ini berkembang hingga Atta punya konter sendiri. Setelah sukses, Atta menjajal usaha baru menjual kendaraan bekas. Dia sempat tidak dipercaya karena usianya terlalu muda, tetapi lagi-lagi ia sukses menjalani bisnis tersebut. Tak hanya bisnis kartu perdana dan kendaraan bekas, Ia juga menjual ponsel asal Cina. toko pertamanya ia buka di Kawasan Lebak Bulus. Ternyata, ponsel Cina itu ternyata laku dipasaran dan ia berhasil meraup keuntungan mencapai Rp 1 miliar. Saat ini, Ia memiliki subscriber Youtube mencapai 17 juta orang, dengan berjuta viewer setiap kali Ia meng-upload video di Youtube. Ia memiliki berbagai mobil mewah seperti BMW i8 dengan harga sekitar Rp 4 miliar, Range Rover, Alphard, dan Mini Cooper.

 Jadi, gaya hidup seperti apa sebenarnya yang benar, baik, dan dapat ditiru oleh orang-orang "biasa" seperti kita? Apakah kita harus hidup sesederhana mungkin seperti pada kelompok pertama, atau bekerja keras agar dapat hidup mewah seperti kelompok yang kedua? Apapun gaya hidup mereka, mereka telah membuktikan bahwa mereka berhasil memiliki uang yang banyak loh! Bukan bicara soal apakah keluarganya memang sudah kaya dari awal atau tidak, toh mereka tetap memiliki penghasilan sendiri yang fantastis. Jadi, mana yang harus kita pilih? Nah, sebelum kita masuk kesana, ada baiknya kita mengenal dulu mengenai konsep net worth.

Net Worth / Kekayaan Bersih

Pernah dengar lagu Jessie J yang berjudul price tag? kurang lebih begini lirik awalnya:

Seems like everybody's got a price,
I wonder how they sleep at night
When the sale comes first
And the truth comes second.
Just stop for a minute and smile

 Yup, orang-orang yang sering membandingkan diri sendiri dan orang lain cenderung melihat orang lain seperti ada price tag pada kepalanya. Hal ini menunjukkan ada orang-orang yang akan dianggap "mahal", ada juga yang dianggap "murah", meskipun sejatinya kehidupan setiap orang itu tidak ternilai harganya. Konsep ini diturunkan dari istilah "Net Worth". Net worth atau kekayaan bersih adalah nilai semua aset, dikurangi total semua kewajiban/utang. Dengan kata lain, kekayaan bersih adalah apa yang dimiliki dikurangi apa yang terutang.

Contoh yang termasuk dalam aset adalah uang, tabungan, mobil, saham, pakaian, rumah, gadget, apartmen, emas dan lain -lain. sederhananya, semua barang yang seseorang miliki dan bisa dijual atau digunakan untuk membeli barang lainnya.

Sedangkan yang termasuk kewajiban adalah hal yang harus seseorang bayar, termasuk didalamnya semua beban biaya yang dimiliki setiap orang, misalnya cicilan, biaya hidup secara umum, utang, dan lain-lain yang harus dibayar.

Misalnya, seseorang dengan aset berikut: rumah senilai 250 juta, saham senilai 100 juta, dan motor serta aset lainnya bernilai 25 juta . Kewajiban utamanya adalah hipotik rumah sebesar 100 juta dan kredit sisa motor sebesar 10 juta.

Kekayaan bersih orang tersebut akan dihitung sebagai [250 juta + 100 juta+ 25 juta] - [100 juta + 10 juta] = 265 juta

Asumsikan bahwa lima tahun kemudian, nilai rumahnya menjadi 225 juta, saham naik hingga  120 juta, tabungan 20 juta, motor dan aset lainnya bernilai 15 juta.

Untuk kewajiban, sisa pinjaman hipotek 80 juta, dan kredit motor sudah lunas.
Kekayaan bersih lima tahun kemudian adalah [225 juta + 120 juta + 20 juta + 15 juta] - 80juta =  300 juta.


Perubahan Net Worth

Nah sekarang poin penting yang harus diperhatikan adalah perubahan net worth itu sendiri. Net worth/kekayaan bersih bisa berkurang jika nilai aset turun ataupun nilai kewajiban naik. Nilai aset bisa turun jika aset yang kita miliki mengalami depresiasi atau penurunan harga barang. Misalnya, jika anda membeli mobil mewah pada tahun 2005 dan anda ingin menjualnya pada hari ini, anda akan memperoleh penjualan yang pasti lebih rendah dari harga belinya, mungkin hanya 50%nya atau kurang. Hal ini menyebabkan nilai aset anda berkurang, hingga akhirnya semua komponen mesinnya rusak dan bertahun-tahun kemudian terjual hanya seharga barang rongsok. 

Hal ini selalu terjadi pada barang-barang yang kamu miliki, baik yang mewah maupun biasa saja, kecuali kamu memiliki barang yang tidak mungkin diproduksi lagi, sangat sulit rusak, dan bisa diturunkan hingga beberapa generasi. 

Contoh barang yang sulit terkena depresiasi adalah tanah dan jam tangan limited edition yang tahan beratus-ratus tahun. Aset yang tidak terkena depresiasi berikutnya adalah kepemilikan perusahaan. Ya, kamu bisa beli perusahaan, dan biarkan perusahaan itu bekerja hingga keuntungannya selalu menambah nilai yang kamu miliki. Saat kita bicara perusahaan, tak usah berpikir perusahaan besar macam pabrik, restoran dll. Jika kamu punya toko kelontong yang selalu ramai pembeli pun akan menambah kekayaan kamu. Bahkan, kepemilikan saham pun termasuk sebagai kepemilikan perusahaan, dan modalnya bisa dibawah toko kelontong loh!

 Sedangkan bagian kewajiban selalu menurunkan kekayaan kamu. Misal kamu nyicil mobil, maka cicilan mobil tersebut akan menurunkan kekayaan kamu. Jadi intinya, jika kamu membeli barang mewah, misalnya mobil mewah dengan cara menyicil, maka pada tahun ini kekayaan kamu TIDAK BERTAMBAH, karena mobil tersebut menjadi aset kamu, sedangkan cicilannya menjadi kewajiban kamu. Masuk akal kan? 

Yang lebih parahnya lagi, dengan membeli mobil mewah, 5 tahun lagi, kamu tidak akan bisa menjual di harga yang sama dengan harga kamu beli, sehingga asset kamu turun, tetapi  kewajiban cicilan kamu tetap berdasarkan harga pada saat kamu beli, sehingga kekayaan kamu akan BERKURANG. tunggu 40 tahun kemudian, kamu hanya punya kekayaan senilai mobil rongsokan. Terus, kalau mobilnya dirawat gimana? ya jelas kekayaan kamu pun akan berkurang karena biaya perawatan tersebut pun akan kamu ambil dari UANG kamu kan? Otomatis, pembelian barang-barang mewah tersebut akan menggerogoti kekayaan kamu. 

Oiya, jangan salah, beli rumah mewah JUGA mengalami depresiasi loh! rumah mewah juga kalau ditungguin sampai 50 tahun kemudian hanya bisa terjual sebagai rumah bobrok, kecuali kamu rawat, dan biaya perawatannya pun menggerogoti keuangan kamu juga. Beli lah tanahnya, karena apapun yang terjadi, tanahnya jadi gundul atau tidak, tanahnya jadi bergelombang atau tidak, tanah tersebut tidak akan berubah ukurannya, dan semakin banyak jumlah penduduk, semakin tinggi kebutuhan tanah dan semakin naik harganya.

Lalu kenapa orang-orang "biasa" (bukan orang-orang yang menjadi contoh pada kelompok orang kaya diatas ya! Kalau mereka, saya percaya mereka memiliki penghasilan yang lebih dari cukup untuk membeli barang-barang tersebut, dan saya sangat mensupport hal tersebut, saya akan jelaskan sebentar lagi!), Kenapa orang "biasa" senang membeli mobil mewah? Karena bagian tanggung jawab/utang tidak pernah bisa dilihat oleh orang lain. Utang itu bersifat privasi, tertutup, dan tidak etis untuk ditunjukkan di hadapan publik! Alhasil, ketika seseorang mencicil mobil mewah, "net worth" yang ada dipikiran masyarakat adalah minimal senilai dengan harga mobil tersebut!. Jika Ia tidak memiliki uang sebanyak tanggung jawab cicilan mobil tersebut, otomatis  nilai kekayaannya dibawah harga mobil tersebut, setelah mobilnya disita karena tidak mampu bayar! Ini yang seharusnya menjadi pertimbangan kamu, setelah memahami konsep ini, bahwa kekayaan yang di pamerkan di depan mata kamu mungkin benar-benar kekayaannya, tetapi mungkin juga diimbangi dengan utang yang sama besarnya (bahkan lebih besar karena harga barangnya sudah turun setelah beberapa tahun!) sehingga tidak mudah terpukau dengan orang-orang yang pamer tersebut. Ingat dan Disclaimer, saya tidak menghakimi bahwa barang-barang mewah yang dimiliki orang-orang kaya yang menjadi cotoh diatas hasil ngutang atau apapun yang bernilai negatif! Mereka memiliki penghasilan yang lebih dari cukup untuk memiliki barang-barang mewah tersebut! Intinya adalah, kalau kamu beli barang-barang mewah, kamu akan kehilangan uang karena perawatan barang tersebut ataupun penurunan nilai jual yang bisa kamu miliki. Pertanyaan besarnya, kenapa orang kaya tetap membeli barang mewah tersebut, dan tidak menjadi miskin? Apakah kita sebagai orang "normal/biasa saja" bisa juga pakai barang mewah tanpa kekayaan yang semakin berkurang? Jawabannya BISA!

Punya Barang Mewah tanpa Menjadi Miskin

Jika kita lihat 2 kelompok orang "berduit" diatas, mereka sama-sama memiliki kekayaan yang besar, tetapi kelompok yang pertama mencegah uangnya lari ke barang-barang yang terkena depresiasi, sedangkan kelompok kedua tetap membeli barang-barang yang terkena depresiasi. Kelompok pertama memiliki kepemilikan atas perusahaan, saham maupun tanah untuk mencegah kekayaannya habis terkena depresiasi. Lalu, apakah kelompok kedua akan kehabisan kekayaannya akibat depresiasi karena membeli barang mewah? Jawabannya TIDAK!, dan kamu juga bisa melakukannnya!

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, ketika seseorang membeli mobil mewah, "net worth" orang tersebut yang ada dipikiran masyarakat adalah minimal senilai dengan harga mobil tersebut. Dan masyarakat senang dengan kemewahan. Masyarakat akan senang melihat orang kaya ini mereview mobilnya, melihat bagaimana mobil tersebut melaju, bahkan mereka akan sangat senang jika ada orang "normal" lainnya yang bisa diajak masuk ke mobil tersebut. Melihat adanya minat yang besar tersebut, orang-orang yang terkenal bisa memamerkan mobil yang mereka miliki di akun media sosialnya, dan meminta bayaran iklan kepada produk-produk yang juga ingin diasosiasikan dengan kemewahan. Dengan jumlah viewer yang sangat tinggi, tentu dalam beberapa kali menggunakan mobilnya untuk menarik perhatian masyarakat, orang tersebut sudah bisa menghasilkan keuntungan melebihi depresiasi mobilnya!Contoh lainnya, dalam kasus jasa profesional, Seorang penyedia jasa profesional bisa mengasosiasikan kekayaannya dengan kerja keras yang Ia lakukan, jelas kalau ada orang-orang yang ingin menjadikannya sebagai partner, mereka bisa mengekspektasikan profesionalisme yang tinggi, tentu dengan bayaran yang sesuai dengan gaya yang Ia tampilkan. Begitu juga pegiat entertainment, mereka bisa menggunakan barang-barang bernilai ratusan juta dan orang akan sungkan memberikan penawaran senilai 1 atau 2 juta, yang benar saja! Inilah yang dimaksud dengan branding, dimana kemewahan tersebut diasosiasikan dengan kualitas maupun pesan apapun yang ingin diberikan dengan menggunakan barang mewah tersebut. Oiya, hal ini pun tidak mudah loh kalaupun kamu mampu membeli barang mewah dan berusaha menggunakan barang mewahnya untuk menaikkan branding kamu. Orang-orang ini menghabiskan waktu untuk membuat video yang baik untuk mereview barang tersebut, merawatnya supaya tidak rusak sebelum waktunya, sewa pekerja untuk mengurus mobil mewah, cuci pakaian mewah di tempat khusus, kemungkinan hilang karena dicuri, dll. Intinya, kamu harus benar-benar memikirkan apakah barang-barang ini menghasilkan nilai tambah yang lebih besar daripada depresiasi dan perawatan yang dikeluarkan.

Jadi, mereka bukannya tidak terkena depresiasi, tetapi barang mewah tersebut "digunakan" untuk menghasilkan uang, baik secara langsung maupun tidak langsung, dimana uang yang dihasilkan lebih besar daripada depresiasi yang dialami. Mereka akan terkena depresiasi, tetapi kekayaannya tidak akan habis, karena aset tersebut digunakan dengan lebih baik. Jadi jalan mana yang harus orang "biasa" pilih  agar tetap bisa hidup tanpa kekurangan uang?

Kesimpulan

Jadi, dapat disimpulkan depresiasi aset AKAN memakan kekayaan kamu jika aset tersebut tidak menjadi sumber penghasilan. Kalau kamu belum memiliki niat untuk menggunakan barang mewah itu untuk menambah penghasilan, sebaiknya tidak dibeli dan tetap hidup sederhana, serta beli aset berupa kepemilikan saham, surat utang, dll, yang jelas-jelas menghasilkan uang. Jika kamu sudah kepikiran untuk membeli barang mewah, pastikan kamu punya strategi untuk menjadikan kemewahan itu menghasilkan tambahan uang buat kamu, dan pastikan tambahan uang tersebut lebih besar daripada penurunan harga barang tersebut di pasaran. Misalnya kamu beli mobil ferrari, kamu mungkin bisa menyewakan mobil tersebut dengan harga yang sangat mahal jika sedang tidak terpakai. Pertanyaannya, berapa banyak orang mau menyewa mobil ferari? Untuk apa mereka mahal-mahal menyewa mobil ferari? Kalau kamu rasa tidak ada, urungkan niat tersebut, kecuali kamu pembalap profesional yang ingin mobilnya ditempeli stiker iklan-iklan, kamu bisa dapat tambahan penghasilan dari sana. Atau mungkin kamu ingin merasakan bagaimana mengendarai mobil mewah, kamu bisa saja menyewa mobil tersebut, lalu berfoto-foto di dalamnya dengan berbagai kostum, lalu kembalikan. Hal ini akan melepaskan kamu dari tanggung jawab membeli mobil mewah, toh cuma ingin merasakan. Atau ingin punya rumah mewah? ada ratusan rumah mewah di puncak dan lembang yang bisa disewa dengan harga cukup mahal, tapi tidak semahal depresiasi ketika kamu membelinya. Bahkan, kamu tidak perlu menyapu rumah tersebut bertahun-tahun kemudian! Intinya, jangan membeli barang, terutama yang mahal, jika kamu belum tau bagaimana cara menaikkan jumlah uang mu dengan membeli barang tersebut. Jika dengan membawa mobil mewah seorang sales bisa menjangkau clien yang mau membayar mahal, maka go ahead! Tapi ingat, masih ada opsi untuk "menyewa" mobil tersebut. Tetapi, untuk seorang pemimpin perusahaan non-profit/organisasi sosial yang penghasilan perusahaannya dari sumbangan? Mungkin menggunakan mobil super mewah akan  membuat perusahaannya kehilangan kepercayaan dari donatur dan akhirnya menurunkan jumlah donatur. Ini contoh ekstrim saja, tidak mengarah ke contoh nyata apapun! Tapi kelihatan kan bedanya, tiap pekerjaan memiliki kebutuhan yang berbeda akan kepemilikan barang mewah. Jadi gimana, udah kebayang kan? Kalau ada pertanyaan & opini lain, yuk diskusi di komentar! Cheers!

Disclaimer:  Saya TIDAK menyuruh, memaksa, maupun mengharuskan pembaca blog ini untuk melakukan apapun. Semua yang disarankan di blog ini merupakan opini pribadi, bersifat hiburan, dan tidak untuk mengganti saran profesional yang pembaca terima sebelumnya. Setiap keputusan apapun yang pembaca ambil setelah membaca blog ini merupakan tanggung jawab pribadi masing-masing dan penulis tidak bertanggung jawab atas keputusan yang diambil.


Artikel ini adalah bagian dari postingan dengan tema Business & Softskill

Comments

Popular posts from this blog

Invasion Profile: Transition Zone

Mud Invasion Profile

Count Your Blessings: Rainy Season is Coming, Things are Getting Better